May 18, 2024

Berita Inter Terkini

Selamat datang di fansnerazzurri

Wawancara Eksklusif Marcus Thuram: “Momen terburuk ketika ketertarikan Inter memudar.”

2 min read

FansNerazzurri.com – Protagonis episode terbaru New Brothers, format yang disiarkan di DAZN, Marcus Thuram, striker Inter, berbicara tentang aspek paling intim dalam hidupnya. Inilah kata-katanya:

Pada usia berapa Anda mulai bermain sepak bola?
“Pada usia 2-3 tahun, saat saya mulai berjalan. Ayah saya memberi saya kecintaan pada sepak bola, meskipun pada awalnya dia ingin saya bermain olahraga lain. Makanya saya mulai masuk klub saat umur 8-9 tahun, agak terlambat, karena sebelumnya saya pernah berenang dan basket.”

Pernahkah Anda merasakan beban membawa nama keluarga Anda?
“Tidak pernah. Bagiku itu hal yang biasa. Jika saya tidak menjadi pesepakbola, saya akan menjadi seorang aktor. Saya berpikir untuk mengambil kursus akting, tetapi kursus itu diadakan pada sore hari dan saya sedang menjalani pelatihan.”

Olahraga apa lagi yang Anda ikuti?
“Bola basket. Saya tidak bisa melihat semua permainan karena dimainkan larut malam.”


Apa peran pertama Anda?
“Penyerang. Pelatih pertama saya dan ayah saya berpendapat bahwa yang terbaik bagi saya adalah bermain sebagai penyerang, dan itu berhasil.”

Stadion pertama tempat Anda bermain?
“Di Sochaux, klub yang memberikan saya kesempatan menuju profesionalisme. Suatu hari, ketika aku berumur 13 tahun, aku lupa sepatuku, dan aku meminjam sepatu ayahku. Bagaimana saya bermain? Sangat buruk.”

Idola Anda adalah Ronaldo. Pernahkah Anda bertemu dengannya?
“Ya ya. Seringkali. Saat dia sedang makan malam bersama ayah atau di beberapa acara. Waktu kecil aku mempunyai selimut, aku membawanya kemana-mana dan aku juga ingin membawanya ke sekolah. Ibu saya tidak menginginkannya, jadi dia mengatakan kepada saya: “Kita harus memberikannya kepada Ronaldo.” Dan kami benar-benar memberikannya kepadanya.”

Momen terburuk dalam karir saya?
“Pada tahun 2021 saya mengalami cedera ketika saya seharusnya datang ke Inter. Itu sulit, tetapi keluarga saya membantu saya. Kekuatan ditemukan dalam diri sendiri, dalam pekerjaan, dan dalam kecintaan terhadap sepak bola. Ayah sayalah yang memberi saya ajaran paling kuat: ‘Jangan pernah menyerah’.

Kekuatanmu dan kekuranganmu.
“Saya kerap terlambat. Tapi aku banyak tertawa.”

Bagaimana sebagai seorang striker?
“Cepat, fisik, dan bertenaga. Ah, saya lupa teknisnya: cepat, teknis, dan bertenaga.”

Yang lebih penting adalah bakat atau tekad?
“Yang terakhir, karena bakat tanpanya bukanlah apa-apa.”

Seberapa pentingkah ruang ganti?
“Banyak, karena itu juga membuat Anda tampil bagus di lapangan.”

Sumber: DAZN