FansNerazzurri.com – Banding Inter terhadap larangan satu pertandingan Romelu Lukaku di Coppa Italia telah ditolak, yang berarti penyerang Belgia itu tidak akan tersedia di leg kedua semifinal melawan Juventus.
Pemain berusia 29 tahun itu menerima dua kartu kuning dalam pertemuan terakhir melawan Si Nyonya Tua di Stadion Allianz di Turin. Yang kedua terjadi setelah selebrasi golnya yang dianggap memprovokasi suporter lawan.
Banding Nerazzurri ke Pengadilan Banding FIGC kini telah ditolak, sehingga Lukaku tidak akan bisa melawan Nyonya Tua di San Siro pada leg kedua semifinal pada 27 April.
Lukaku merayakan gol yang ia ciptakan dengan hormat ala militer sembari satu jari di bibir seolah berkata untuk membungkam kritik, peraayan ini sama seperti yang dia lakukan setelah cetak gol melawan Swedia dan juga melawan Benfica di Liga Champions.
Selebrasi Lukaku dianggap provokatif, sehingga ia dikeluarkan dari lapangan setelah mendapat kartu kuning kedua.
Curva Sud Juventus yang semula ditutup untuk satu pertandingan kandang setelah insiden rasisme tersebut, diketahui Badan Lega mencabut larangan tersebut, dan para penggemar yang melakukan rasisme akan kembali hadir dalam pertandingan akhir pekan ini melawan Napoli.
Dalam laporan yang diterbitkan badan Lega A mereka mengkonfirmasi bahwa benar perayaan gol Lukaku adalah hal yang memancing penggemar Juventus melakukan rasis, padahal dari vidio yang tersebar teriakan rasis terjadi sebelum, saat, dan setelah perayaan gol Romelu Lukaku.
–
Dalam bulan yang sama Badan Lega juga mengkonfirmasi bahwa dalam catatan wasit pengadil lapangan saat laga di Serie A antara Inter kontra Juventus, mengatakan bahwa Chiffi tidak melihat pemicu keributan yang dibuat oleh Leandro Paredes saat menjewer telinga Danilo D’Ambrosio, insiden yang membuat bek Inter harus terkena kartu merah.
Hal lain yang diputuskan Badan Liga baru-baru ini adalah mengembalikan -15 poin yang dijatuhkan kepada Juventus karena melanggar aturan Capital Gain, dimana dengan berbagai kecurangan mereka bisa berbelanja sesuai keinginan untuk memperkuat tim, sementara tim lain di Serie A melakukan penghematan dalam fase yang sama, sulit bersaing di semua level kompetisi.
Sumber: Football Italia
