Penyesalan Henrikh Mkhitaryan atas peluang yang tersia-siakan.

MILAN, ITALY - APRIL 01: Henrikh Mkhitaryan of FC Internazionale in action during the Serie A match between FC Internazionale and ACF Fiorentina at Stadio Giuseppe Meazza on April 01, 2023 in Milan, Italy. (Photo by Giuseppe Cottini/Getty Images)

PRE ORDER JZ4

Pemesanan: 27 Maret –  10 April

KLIK INI UNTUK MEMESAN

FansNerazzurri.com – Henrikh Mkhitaryan mengakui dia merasa bersalah atas kesempatan yang terbuang dalam kekalahan Inter dari Fiorentina, tetapi berpendapat bahwa kegagalan tersebut terjadi karena mereka terlalu menginginkan gol.

Nerazzurri mengalami kekalahan ketiga berturut-turut di Serie A dan merosot dari posisi kedua klasemen, dan bisa bergeser ke posisi empat jika AC Milan menang atas Napoli dini hari nanti.

“Saya pikir satu-satunya hal yang kami lewatkan adalah gol. Kami belum mencetak gol dalam tiga pertandingan dan sekali lagi malam ini kami bisa saja mencetak tiga atau empat gol di babak pertama saja untuk menyelesaikan pertandingan,”

“Sebaliknya, kami tidak memasukkannya ke gawang dan saya merasa bersalah karena tidak mengonversi peluang saya.”

Pemain tim nasional Armenia itu melakukan akselerasi dengan melewati dua tekel untuk memaksa penyelamatan dari Pietro Terracciano dan kemudian membentur jaring samping saat ia lebih memilih menyelesaikan bola dengan tendangan akrobatik dibandingkan mengoper Lukaku diposisi terbuka.

“Saya belum melihatnya lagi di monitor, tapi saya memutarnya kembali di pikiran saya. Saya berbicara dengan Lukaku juga, saya bisa mengopernya, tetapi saya berada dalam posisi yang baik dan berkonsentrasi untuk mencetak gol.”

Pertandingan akhirnya ditentukan oleh sundulan Giacomo Bonaventura dari jarak dekat, memanfaatkan bola pantul dari penyelamatan Andre Onana terhadap Arthur Cabral.

“Ini bukan hanya soal determinasi, kami juga harus tenang dan fokus di depan gawang. Kita perlu memiliki pikiran yang jernih. Kami tahu bahwa kami tidak mencetak gol dan ada sesuatu yang tidak berfungsi.”

“Saya pikir itu karena kami terlalu menginginkannya, jadi kami tegang saat tiba waktunya untuk menendang. Ada terlalu banyak adrenalin untuk saat itu.”

Sumber: DAZN

About ROMA 15162 Articles
Simple dimple