April 20, 2024

Berita Inter Terkini

Selamat datang di fansnerazzurri

Danilo D’Ambrosio, Pemain Penuh Hujat Namun Disayang

3 min read

Danilo D’Ambrosio, Siapa sih Fans Inter yang tidak kenal Pemain Asal Itali tersebut?

Sebelum bermain di Inter siapa sangka Danilo muda hampir bergabung dengan klub Inggris, Chelsea, klub milik Roman Abramovich sempat menawarkan Danilo untuk bergabung bersama Chelsea Junior dengan durasi kontrak 5 tahun.  Awal mulanya adalah ketika Danilo masih bermain bersama klub lokal tempat dia tinggal, Campania, namun kebangkrutan yang dialami klub yang bermarkas di daerah Salertina membuat Danilo muda yang ketika itu berumur 17 tahun mencoba peruntungan di Inggris. Ia mendapatkan kesempatan untuk trial bersama Chelsea dan diakhir trial, Chelsea pun menawarkan kontrak permanen dengan nilai yang tinggi. Namun keinginan orang tua yang ingin Danilo bermain di Itali membuat dia kembali ke tanah kelahirannya dan bergabung bersama Primavera Fiorentina.

“Chelsea menawarkanku banyak uang, tetapi itu bukanlah yang utama, kamu harus kejar impianmu, bukan mengejar materi” kenang Danilo dalam wawancara dengan Calciomercato.

Saat Serie A masih maraknya pemain dengan status kepemilikan dengan satu klub lebih (co-ownership agreement), pada tahun 2008 Danilo bergabung bersama Potenza klub Serie C1. Tak bertahan lama di tahun yang sama ia pindah ke Juve Stabia. Disinilah ia mendapat kontinuitas bermain dan di klub inilah ia sering ditempatkan oleh pelatih bermain di posisi sayap kanan.

Para scout dari Torino mencium potensi Danilo dan di tahun 2010, Torino berhasil mendatangkan dia dengan (masih) sistem co-ownership. Kala itu Torino masih bermain di Serie B, melakoni debut bersama Torino ketika melawan Grosseto dengan skor 4-1, berkat penampilan impresif yang ditunjukan Danilo, pada musim itu jugalah dia berhasil mendapatkan posisi utama di klub. Namun, seperti kata pepatah “hidup bagaikan roda yang berputar, begitu juga dengan Danilo diawali dengan serangkaian penampilan buruk oleh si pemain di penghujung musim dan diakhir musim Torino gagal melaju di playoff sehingga membuat Danilo menjadi sasaran kritikan oleh para fans dan media lokal setempat. Musim berikutnya yakni 2011-12, dengan pelatih baru yakni Giampiero Ventura, sang pelatih memutuskan untuk mengasah lebih dalam potensi Danilo. Bermain bersama Matteo Darmian membuahkan banyak prestasi untuk Torino. Klub tersebut berhasil promosi ke Serie A dan selama bermain di Serie A penampilan prima yang ditunjukan Danilo membuat Pelatih menunjuk Danilo sebagai Vice Captain, di Torino jugalah ia fasih bermain sebagai wingback kanan maupun kiri sehingga banyak media yang memprediksi Danilo menjadi Fullback terbaik di Itali. Pada akhirnya dia berlabuh ke Inter pada jendela musim dingin tahun 2014.

Karir Danilo di Inter bisa dikatakan tak semulus dia bermain di Torino, harapan Interisti yang tinggi terlebih setelah hilangnya sosok Fullback seperti Javier Zanetti ataupun Maicon. Hingga target yang lebih tinggi yang dibebankan oleh klub, membuat penampilan Danilo menjadi “medioker” dan menjadi bulan-bulanan di Inter. Penampilannya sering tidak konsisten, kadang dia bermain bagus namun sering kali juga dia melakukan blunder ataupun kesalahan dasar pemain sepak bola seperti salah passing dan lainnya. Interisti pun dibuat gemas olehnya karena sejak 2014 hingga 2019 banyak fullback yang sudah didatangkan oleh Inter seperti Montoya, Erkin, maupun Cancelo. Namun posisi Danilo masih menjadi pemain Inter. Walau pelatih silih berdatanganpun tak bisa dengan mudah menggeser posisi Danilo. Alasan utama mengapa Danilo masih “bisa” bermain di Inter adalah kemampuan dia bermain di berbagai posisi dalam formasi apapun. Walau sering bermain tidak konsisten, namun Danilo memiliki kemampuan yang tidak dimiliki pemain Inter, yakni fleksibilitasnya.  Ia fasih bermain baik di sisi kanan maupun kiri sebagi fullback dalam formasi Empat bek di belakang, ia juga bisa bermain di sisi kanan maupun kiri sebagai wingback dalam formasi 3-5-2 bahkan tak jarang ia bermain sebagai center bek ketika rekannya  cidera atau berhalangan bermain. Inilah salah satu faktor mengapa Danilo disukai oleh pelatih, termasuk Spalletti. Musim ini saja dia sudah bermain 26 pertandingan di berbagai ajang bersama Inter.  Bahkan total pertandingan tiap musim sejak dia bergabung bersama Inter cenderung mengalami peningkatan.

Satu hal lagi, Danilo pemain yang tidak neko-neko jarang membuat ulah, malah terlihat santun dan terkesan anak baik. Bahkan dalam waktu senggangnya dia tidak pernah bermain game console seperti Playstation, ia lebih menyukai menonton film atau menghabiskan waktu bersama keluarganya. What a family man!

Jadi saya rasa, sesering apapun kalian hujat tentang Danilo, selama Ia masih memiliki kondisi fisik yang prima dengan fleksibilitasnya, Danilo tetaplah disukai oleh Pelatih manapun.

 

 

~Bang Ige~